Alhamdulillah Buku Ide Ide Inovatif Menghafal Al Quran sudah masuk Cetakan ke III
"Metode dan Sistem Menghafal Al-Qur'an Pertama di Indonesia"
Bismillah Wal Hamdulillaah ...
Secara umum memori manusia terbagi menjadi dua:
a. Shorterm Memory (memory ingatan jangka pendek).
b. Longterm memory (memori ingatan jangka Panjang).
Metode dan sistem menghafal Al-Qur'an yang kebanyakan diterapkan di Indonesia adalah menjadikan hafalan Al-Qur'an berada di shorterm memory (memory ingatan jangka pendek), makanya kalau hafalan Al-Qur'annya mutqin dan lancar itu sifatnya temporal dan sementara, setelah itu hilang lagi dan terlupakan, yaa iyalah hafalan Al-Qur'annya berada di ingatan jangka pendek, dan siklus itu akan terjadi dan terulang terus menerus, pahala alhamdulillah, tapi capek Kan ? Yakin, mau seperti itu terus ? Yakin, tidak mau menjadikan hafalan Al-Qur'an di longterm memory ?
Saya secara pribadi belum pernah menemukan pola dan sistem cara menghafal Al-Qur'an seperti yang ditulis dalam buku ini.
Pola dan sistem dalam buku ini akan menjadikan hafalan Al-Qur'an berada di dalam longterm memory (memori ingatan jangka Panjang), sehingga hafalan Al-Qur'an kita tidak mudah hilang dan terlupakan, meskipun kita tidak sempat mengulang hafalan Al-Qur'an tersebut dalam masa yang relatif lama karena alasan kesibukan dan kelalaian.
Alhamdulillah dalam perjalanan memberikan coaching dan mentoring hafalan Al-Qur'an di berbagai daerah di Indonesia, semua peserta yang menerapkan pola dan sistem hafalan Al-Qur'an dalam buku ini hafalan Al-Qur'an mereka semuanya mutqin (sangat lancar dan baik), bahkan ada yang heran "kok bisa mutqin yaa ustadz hafalan Al-Qur'an saya, padahal biasanya kalau tambah hafalan baru yaa pasti hilang, ini kok makin lancar yaa".
Dalam buku ini dijelaskan beberapa pola dan sistem yang kurang tepat (salah) yang diterapkan di berbagai lembaga tahfizh Al-Qur'an di Indonesia, yang pada akhirnya menjadikan hafalan Al-Qur'an selalu berada di shorterm memory (memory ingatan jangka pendek), mungkin hafalan Al-Qur'an nya mutqin (lancar dan baik), tapi sifatnya temporal dan tidak lama. Saya pun merasakan hal semacam itu bertahun tahun, jatuh bangun dan trial error dalam merevolusi hafalan Al-Qur'an. Tapi hasilnya tidak jauh berbeda. Alhamdulillah setelah saya praktik pola dan sistem dalam buku ini, dahsyat dan luar biasa hasilnya.
Dan ada beberapa istilah yang digunakan dalam buku ini berbeda jauh dengan istilah yang sering kita pakai dan sebut dalam keseharian kita tentang istilah istilah hafalan Al-Qur'an di Indonesia.
Saya tidak mengharuskan Anda untuk membeli buku ini, karena itu hak Anda. Kecuali jika Anda ingin menjadi seorang hafizh atau hafizhah Al-Qur'an yang hafalan Al-Qur'an nya mutqin dan berkualitas, tidak mudah hilang dan terlupakan, naah baru kemudian saya sarankan dan rekomendasikan Anda untuk memiliki dan mempraktikan ilmu dalam buku ini.
Sebenarnya pola dan sistem ini sudah cukup lama menjadi konsumsi pribadi saya dan saya cukup merahasiakannya, karena tidak banyak yang tahu.
Seiring berjalannya waktu saya pun merasa bersalah dan berdosa, karena alasan menyembunyikan ilmu.
"Saya harus menyusun pola dan sistem ini dalam sebuah buku, cetuk saya dalam hati".
Alhamdulillah akhirnya Allah memudahkan saya dalam merampungkan pola dan sistem ini dalam sebuah buku yang sekarang ada dihadapan anda.
Anda mau menghafal Al-Qur'an dengan metode apapun silakan saja, tapi saran saya praktikkan pola dan sistem dalam buku ini, jika anda ingin hafalan Al-Qur'an anda berada di longterm memory (memori ingatan jangka Panjang), tetapi saya tetap merekomendasikan Anda untuk membaca buku saya "ide-ide inovatif dalam menghafal Qur'an metode menghafal Qur'an 10 menit per halaman" karena buku tersebut masih ada korelasi bahasa dan istilah yang tetap digunakan dalam buku ini.
Emang apa untungnya kalau hafalan Al-Qur'an saya berada di longterm memory (memori ingatan jangka Panjang) ?
Jika hafalan Al-Qur'an kita berada di longterm memory maka kita bisa membaca dan mengulang hafalan Al-Qur'an kita dengan hafalan yang kita memiliki tanpa memegang dan melihat mushaf Al-Qur'an lagi.
Itu artinya kita bisa membaca Al-Qur'an kapan saja dan dimana saja dengan hafalan kita tanpa bergantung dengan keberadaan mushaf Al-Qur'an.
Waktu kita akan menjadi lebih produktif, berkah dan berkualitas dengan ibadah bacaan Al-Qur'an kita tanpa batasan waktu dan tempat. Bahkan juga kita lebih selamat dalam menyembunyikan ibadah bacaan hafalan Al-Qur'an kita karena tidak melihat dan memegang mushaf Al-Qur'an disaat kita mengulang hafalan Al-Qur'an kita.
Pola dan sistem dalam menghafal Al-Qur'an akan menentukan hasil. Kalau pola dan sistemnya benar maka hasilnya akan maksimal. Kalau pola dan sistemnya salah maka hasilnya minimal. Berarti ini hanya persoalan pola dan sistem yang benar dalam menghafal Al-Qur'an.
Semoga Allah menjadikan kita Ahlul Qur’an keluarga Allah yang hafizh dan hafizhah Al-Qur'an mutqin dan mutqinah.
Allahumma Aamiin Yaa Rabbal alamin
Ahmad Jaaze (Author)


Pengen sekali bisa hafal Al qur-an...
BalasHapus