SINERGI MADU DAN AL QURAN SOLUSI SEHAT LAHIR BATIN Cepat kontak 081 322 282 192

Cegah Pikun dengan Menghafal Al Quran

Cegah Pikun dengan Belajar dan Menghafal Quran, Ini Penjelasannya!

Sebagaimana organ tubuh lainnya, otak manusia juga mengalami penurunan fungsi seiring bertambahnya umur. Penurunan fungsi otak, yang berakibat pada gangguan daya ingat atau intelegensia ini disebut demensia, atau yang lebih kita kenal dengan pikun. Jadi, pikun sebenarnya kondisi wajar untuk mereka yang sudah memasuki usia tua, meski, ada juga kepikunan yang terjadi karena penyakit yang memang merusak jaringan otak seperti penyakit Alzheimer.
Kepikunan bisa menggejala secara ringan saja seperti lupa dimana meletakkan barang. Namun, pada tingkatan yang cukup parah, penderita demensia tidak dapat mengenali dirinya, keluarga, dan lingkungannya sehingga menjadi sangat tergantung kepada orang lain. Ini biasanya terjadi pada mereka yang mengalami kepikunan karena penyakit, baik penyakit Alzheimer atau  penyakit aterosklerosis (sumbatan) pada pembuluh darah.
 Stimulasi otak sampai tua
Seperti mesin, semakin sering digunakan, organ tubuh kita akan semakin cepat aus. Namun, hal yang berbeda berlaku pada otak. Meski semakin tua seseorang, otaknya akan mengalami berbagai perubahan struktur maupun kimiawi yang khas, sehingga terjadilah penurunan fungsi maksimalnya, tetapi tingkat “keausan” otak justru bisa diperlambat bila otak semakin banyak dan sering digunakan. Begitu pula penerapan pola hidup sehat – cukup olahraga dan gizi imbang serta jauh dari rokok, alkohol dan zat-zat terlarang – akan turut membantu maksimal fungsi otak untuk kurun waktu yang lebih lama.


Jadi, terus belajar dan banyak melakukan aktivitas yang bermanfaat, merupakan kunci stimulasi terhadap otak, karena dari stimulasi inilah sel-sel syaraf otak terus dirangsang untuk hidup, aktif dan berkembang. Dengan demikian, kemungkinan terjadinya sumbatan, lesi (luka), bahkan luruhnya sel-sel otak (yang biasa terjadi pada sel-sel yang lama tidak digunakan) bisa diminimalisasi.
Fungsi otak dapat dirinci dan dipilah-pilah. Fungsi otak belahan kiri berpusat pada  urusan kemampuan baca-hitung-tulis yang logis analitis. Sementara otak belahan kanan berperan pada urusan pemantauan dan perlindungan diri terhadap lingkungan, sosialisasi, spiritual, musik, kesenian, peribahasa, dan emosi.
Aktivitas dua belahan otak ini dikoordinasi secara fisiologis melalui serabut saraf (korpus kalosum) yang berfungsi menjadi jembatan komunikasi antara kedua belahan otak. Jembatan inilah yang memungkinkan orang menggunakan kedua belahan otak secara bergantian maupun komplementer, menurut situasi dan kondisi tertentu. Maka, semakin banyak aktivitas yang merangsang sel-sel syaraf otak kiri dan kanan, juga merangsang “hidupnya” jembatan saraf, membuat penggunaan otak secara keseluruhan menjadi semakin maksimal dan kepikunan pun dapat diperlambat.
 Hanya 20 persen sepanjang hidup
Sepanjang hidupnya, umumnya manusia diketahui hanya menggunakan tak lebih dari 20 persen kemampuan otaknya. Sebanyak 80 persen lagi, hilang dan luruh seiring tak termanfaatkannya sel-sel otak sejak meninggalkan masa balita. Namun, dalam memanfaatkan yang 20 persen ini pun tak banyak orang yang bisa mencapai taraf maksimal, terbukti dari terdapatnya jutaan orang yang mengalami kepikunan di dunia. Untuk kasus Indonesia, hingga saat ini diketahui ada sekitar 15 juta jiwa penduduk usia manula dan 15 persen diantaranya mengalami kepikunan.
Pada umumnya, fungsi otak belahan kanan memang lebih cepat menurun daripada yang kiri. Itulah mengapa semakin tua, orang semakin sering lupa. Daya ingat visual pun menurun, sehingga orangtua mudah lupa wajah orang, sulit berkonsentrasi dan cepat beralih perhatian. Selain itu, juga terjadi kelambanan pada tugas motorik sederhana seperti berjalan, berlari, membuka dan menutup telapak tangan dan banyak lagi. 
Gejala-gejala ini memang bersifat individual, tidak sama tingkatnya pada satu orang dengan orang lain. Namun, penelitian menunjukkan, kebanyakan orangtua yang penurunan fungsi otaknya masih dalam batas normal-hanya menjadi lebih lamban dari mereka yang berusia muda- dikarenakan proses plastisitas otak mereka terus berjalan. Proses plastisitas adalah kemampuan sebuah struktur dan fungsi otak yang saling terkait untuk tetap berkembang karena adanya stimulasi. Itu sebabnya, agar tidak cepat mundur, proses plastisitas ini harus dipertahankan.
Stimulasi untuk meningkatkan kemampuan belahan kanan perlu diberikan porsi yang memadai, berupa latihan atau permainan yang prosedurnya membutuhkan konsentrasi atau memori visual termasuk melakukan aktivitas seperti banyak bergaul, bersilaturahmi, aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial.
Sementara fungsi otak kiri bisa dimaksimalkan dengan melakukan aktivitas-aktivitas rutin secara kontinyu, seperti membaca Al Quran, menulis buku harian, bahkan sekedar melakukan kegiatan-kegiatan rutin rumah tangga seperti memasak, membetulkan pagar, dan banyak lagi.
Semua stimuli otak ini dapat kita rangkum dalam sebuah kata kunci pencegah kepikunan, Use it or lose it! Dan benarlah Rasulullah ketika memerintahkan kita untuk terus belajar semenjak dari buaian hingga ke liang lahat.

Cegah pikun dengan tiga langkah
Dengan demikian, setidaknya ada tiga jalan yang bisa dilakukan sejak usia muda, untuk memperlambat atau mencegah datangnya pikun. Pertama, ingat prinsip ”belajar selama hayat di kandung badan.” Artinya, jangan pernah berhenti belajar. Terus menstimulasi otak dengan cara membaca, menulis, termasuk menghafal Al Quran adalah resep mujarab menghindari pikun. Bilapun Anda kini merasa membutuhkan upaya yang jauh lebih keras untuk memahami isi bacaan dibanding sekian tahun yang lalu, jangan sedih. Upaya itu bagaimanapun jauh lebih baik daripada membiarkan otak menganggur.
Al Imam Al Quthubi mengatakan :
“Barang siapa yang membaca Al Quran ,Maka Allah menjadikan ingatannya Segar meskipun umurnya telah mencapai 100 Tahun “
Berkata Abdul Malik Bin Umar :”
“Satu satunya Manusia Yang Tidak Pikun Adalah orang yang selalu membca Al Quran “ dalam redaksi lain “Manusia yang jernih Akalnya  Adalah para pembca Al Quran “
Bagi orang yang Mulai lanjut Usia  seperti yang sudah pensiun , aktivitas mulai berkurang, sangat baik sekali memulai menghafal Al Quran,  bukan hanya  terbebas dari kepikunan akan tertapi waktu-waktu yang ada akan menjadi sangat berkah karena digunakan untuk sesuatu yang bermanfaat untuk dunia dan Akhirat. Selain itu dengan membaca Al Quran secara benar ikut juga  melatih sistem pernafasan, karena harus menarik nafas dan mengeluarkan perlahan sejalan dengan bacaaan. Keteraturan pernafasan ini juga membuat  tubuh dan pikiran relax  sehingga emosi stabil, hormon menjadi stabil. Tidak mengherankan penelitian terkini menunjukkan bahwa menghafal dan membaca Al Quran  mampu sebagai Syifa (penyembuh ) dari berbagai penyakit fisik.
Kedua, Biasakan Tafakur dan Tadabbur memikirkan ciptaan Allah SWT  secara mendalam betapa  Maha Kuasanya Allah SWT.
Ketiga, aktiflah bermasyarakat. Membina hubungan dengan orang lain merupakan salah satu upaya untuk tetap memfungsikan otak kanan. Segala aktivitas bisa dilakoni, baik aktivitas yang bersifat “mengambil” peran maupun “memberi” peran.
Keempat  jalani hidup sehat. Selalu mengkonsumsi makanan yang halal dan bergizi, tidakmerokok, minum minuman keras dan rutin berolahraga adalah moal utama kita dalam memasuki masa tua dengan penuh manfaat, jauh dari kepikunan. InsyaAllah.
Sumber :
www. kaheel7.com



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Cegah Pikun dengan Menghafal Al Quran"

Posting Komentar

KESAKSIAN GARPU TALA